Salah satu proses natural kesinambungan eksistensi umat manusia adalah adanya keinginan untuk menikah. Bagi laki-laki, keinginan itu timbul dari beberapa faktor, seperti timbulnya syahwat
(sexual drive) , keinginan untuk berbagi hidup bersama pasangan (suami/istri), keinginan untuk memiliki keturunan dan untuk mengikuti
sunnah Rasul.
Jadi, jelas, dorongan syahwat hanyalah salah satu motivasi bagi seseorag untuk sebuah pernikahan yang ideal. Oleh karena itu, seorang laki-laki yang menikah hanya karena faktor dorongan syahwat semata, maka perkawinannya tidak akan lama. Atau, setidaknya akan sulit merasakan kedamaian dalam mengarungi dinamika rumah tangganya yang biasa disebut dengan rumah tangga
sakinah mawaddah wa rahmah.
Oleh karena tujuan suatu pernikahan bukan hanya untuk melampiaskan syahwat, maka Rasulullah memerintahkan agar seorang pria lebih memprioritaskan calon pasangan yang salihah. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Muslim, Nabi menegaskan bahwa seorang perempuan yang salihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
Dalam hadits lain riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyatakan bahwa dalam menentukan pilihan calon istri, seorang laki-laki hendaknya memilih seorang wanita yang agamis. Bukan karena harta, kecantikan fisik atau darah keturunan.
Dalam kitab
Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah (Ensiklopedi Fiqih) dikatakan bahwa wanita salihah adalah “wanita yang membuat suami senang saat melihatnya, taat pada suami, tidak melakukan sesuatu yang tidak disukai suami, melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangannya.”
Hadits-hadits dan ucapan ulama di atas walaupun konteksnya adalah petunjuk bagaimana sebaiknya seorang lelaki dalam memilih calon istri, namun tentu saja berlaku juga untuk seorang wanita dalam memutuskan apakah ia akan menerima lamaran seorang pria. Karena, wanita juga mempunyai hak untuk menerima atau menolak pinangan seseorang, maka keputusan apapun yang akan diambil hendaknya berdasarkan petunjuk agama. Yakni, dengan menjadikan kesalihan pria sebagai prioritas utama.
Secara insting awal, seorang pria akan lebih memilih wanita yang cantik fisiknya, dari keluarga hartawan dan keturunan bangsawan sebagai calon pasangan hdiup. Begitu juga, seorang wanita akan lebih cenderung memilih pria yang tampan tampilan fisiknya, dan kaya raya serta keturunan bangsawan. Kalau tidak bisa semuanya, wanita akan cenderung memilih seorang pria yang kaya atau tampilan fisik yang meyakinkan.
Pola pikir seperti itu pada level tertentu adalah wajar dan manusiawi. Akan tetapi, dengan bantuan ilmu, akal budi dan lingkungan yang baik manusia diberi kemampuan untuk meningkatkan daya fikirnya untuk melihat jauh ke depan. Dengan kemampuan ini, maka kita akan melihat dengan jelas dan terang benderang bahwa seseorang dengan kecantikan atau ketampanan akhlak adalah jauh lebih penting dan paling cocok sebagai calon pasangan seumur hidup kita dibanding calon pasangan yang hanya memiliki ketampanan dan kecantikan lahiriah.
Bagi yang belum mampu melihat kebenaran
anjuran Nabi di atas, cukuplah dengan mengikuti anjuran beliau dengan keikhlasan, ketaatan dan keyakinan. Karena sabda Nabi adalah kebenaran. Kalau akal kita tidak dapat menembus logika kebenaran itu sekarang, pasti kita akan dapat memahaminya nanti saat kita melihat dan mengalaminya sendiri
0 komentar:
Posting Komentar