Indramayu, Kebiasaan orang membuka pintu WC adalah dengan memakai tangan. Khusus di rumah sakit, sebisa mungkin bukalah pintu toilet dengan cara mendorongnya pakai badan karena gagang pintu WC adalah sarang kuman yang sebaiknya tidak dipegang.
"Rumah sakit adalah hutan bagi para kuman. Gagang pintu WC termasuk yang paling banyak ditumbuhi kuman," kata Prof Dr Usman Chatib Warsa, PhD, SpMK, pakar mikroba dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam edukasi media di Laboratorium Mikrobiologi Klinis FKUI, Senin (19/12/2011).
Agar tidak tertular, Prof usman menganjurkan agar pasien atau siapapun tidak sembarangan memegang pintu WC saat berada di rumah sakit. Sebisa mungkin, gunakan badan untuk mendorongnya atau jika harus mengunakan tangan maka lapisilah dengan kertas tisu sekali pakai.
Kalaupun susah didorong pakai badan dan terpaksa memakai tangan tanpa dilapisi tisu, pastikan sesudahnya langsung mencuci tangan memakai alkohol yang tersedia di hampir setiap sudut rumah sakit. Alternatifnya, cucilah tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Menurut Prof Usman, infeksi kuman yang terjadi di rumah sakit atau disebut juga infeksi nosokomial cenderung lebih susah diobati dibanding infeksi yang didapat di luar. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya karena kuman di rumah sakit banyak yang sudah bermutasi.
Dari pihak rumah sakit sendiri, sudah banyak sekali dilakukan penyesuaian prosedur untuk mengurangi risiko penularan infeksi nosokomial di rumah sakit. Salah satunya menurut Prof Usman adalah dengan tidak menggunakan 1 baskom untuk memandikan banyak pasien.
"Satu baskom untuk memandikan banyak pasien itu sekarang tidak boleh, sudah diganti pakai air mengalir. Walaupun kelihatannya masih bersih, kalau diteliti di laboratorium baskom bekas itu banyak sekali kumannya dan bisa menular saat dipakai untuk memandikan pasien berikutnya," kata Prof Usman.
(up/ir)
"Rumah sakit adalah hutan bagi para kuman. Gagang pintu WC termasuk yang paling banyak ditumbuhi kuman," kata Prof Dr Usman Chatib Warsa, PhD, SpMK, pakar mikroba dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam edukasi media di Laboratorium Mikrobiologi Klinis FKUI, Senin (19/12/2011).
Agar tidak tertular, Prof usman menganjurkan agar pasien atau siapapun tidak sembarangan memegang pintu WC saat berada di rumah sakit. Sebisa mungkin, gunakan badan untuk mendorongnya atau jika harus mengunakan tangan maka lapisilah dengan kertas tisu sekali pakai.
Kalaupun susah didorong pakai badan dan terpaksa memakai tangan tanpa dilapisi tisu, pastikan sesudahnya langsung mencuci tangan memakai alkohol yang tersedia di hampir setiap sudut rumah sakit. Alternatifnya, cucilah tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Menurut Prof Usman, infeksi kuman yang terjadi di rumah sakit atau disebut juga infeksi nosokomial cenderung lebih susah diobati dibanding infeksi yang didapat di luar. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya karena kuman di rumah sakit banyak yang sudah bermutasi.
Dari pihak rumah sakit sendiri, sudah banyak sekali dilakukan penyesuaian prosedur untuk mengurangi risiko penularan infeksi nosokomial di rumah sakit. Salah satunya menurut Prof Usman adalah dengan tidak menggunakan 1 baskom untuk memandikan banyak pasien.
"Satu baskom untuk memandikan banyak pasien itu sekarang tidak boleh, sudah diganti pakai air mengalir. Walaupun kelihatannya masih bersih, kalau diteliti di laboratorium baskom bekas itu banyak sekali kumannya dan bisa menular saat dipakai untuk memandikan pasien berikutnya," kata Prof Usman.
(up/ir)
sumber: detikhealth.com
0 komentar:
Posting Komentar